Sabtu, 19 November 2011

Paper 3.

Paper 3

Pemrograman Diri

Nama : Isti Hana Fatimah
Npm : 28111180
Kelas : 1KB01

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2011

Pendahuluan.
Setiap orang memiliki sifat malas dalam dirinya. Hal ini menyebabkan seseorang tidak ingin melakukan apapun. Padahal rasa malas itu membuat orang kehilangan tujuan hidup, melemahkan kerja otak dan tak dapat pengetahuan sama sekali. Namun, hal ini sering sekali dilakukan. Banyak penyebab rasa malas itu datang, salah satunya karena mengantuk. Ketika kita mengantuk, kita menjadi malas sholat, malas mengerjakan tugas, malas mandi, malas kuliah, dan malas dalam segala hal. Pada akhirnya kita malah tidur, dan tidak melakukan apapun.
Malas  adalah penghambat kesuksesan. Setiap orang menginginkan kesuksesan. Namun, banyak orang yang hanya menginginkan kesuksesan tanpa ada sebuah usaha. Mereka  hanya dapat diam dan berdoa agar keberuntungan berada dipihak mereka. Tapi semua itu tak akan dapat terjadi, bila tidak ada usaha. Mulailah sesuatu dari hal-hal yang kecil, misalnya memprogram diri kta sendiri. Dengan memprogram diri sendiri, kita akan memiliki tujuan dalam hidup kita. Kita jadi memiliki arahan dan langkah-langkah yang dapat kita lakukan dalam mencapai target tersebut. Dengan memprogram diri kita, rasa malas itu perlahan akan hilang. Asalkan kita mau berpikir positif dalam menyikapi semua yang terjadi dan terus melihat kedepan dengan semangat percaya diri bahwa kita dapat meraih semua yang kita inginkan.

Program Diri sendiri
                Program diri adalah suatu bentuk mendisiplinkan diri agar kehidupan kita lebih teratur dan tertata dengan baik. Dengan kita memprogram diri kita, kita dapat mencapai keinginan kita dan target hidup dengan lebih pasti. Banyak manfaat yang bisa dapatkan apabila kita telah membiasakan diri hidup dengan memprogram diri kita. misalnya, memprogram diri makan teratur. Apabila kebiasaan atau kegiatan itu tak sengaja kita lupakan atau terlewatkan akan mengakibatkan maag. Maka dari itu kita harus membiasakan diri memprogram diri agar sesuatu yang tidak baik tidak terjadi pada diri kita.
                Menurut saya, memprogram diri itu sangat penting. Karena dengan kita memprogram diri kita, kita bisa tahu apa tujuan hidup kita dan masa depan yang diinginkan nanti agar tidak ada penyesalan di masa yang akan datang. Sebaiknya kita sedini mungkin belajar bagaimana memprogram diri. Selain memberikan manfaat yang banyak, memprogram diri itu hal yang mudah. Mungkin hal yang membuatnya terlihat sulit adalah ketika kita mencoba  membiasakannya secara teratur. Awalnya memang sangat berat, namun jika hal itu terus-menerus dilakukan akan terasa ringan.
                Saat ini saya sedang belajar memprogram diri saya. Menata kembali masa depan yang hampir saya lupakan. Memotivasi dan meyakinkan diri bahwa saya pasti bisa melakukannya. Sebelumnya saya tak pernah berpikir untuk memprogram diri saya. Sebab saya tipe orang yang spontan dan keteraturan bukanlah hal yang menggambarkan diri saya. Sejak ada dosen yang mengarahkan saya dan teman-teman bahwa memprogram diri itu sangat penting. Saya mulai ingin mengatur hidup saya kembali. Dia bertanya “Apakah anda adalah mahasiswa? Dan apa yang dimaksud dengan mahasiswa?”. Saya tak mampu jawab. Menurut Pak Harry, Dosen Ilmu sosial dasar kelas saya,  saya dan teman-teman belum bisa disebut sebagai  seorang mahasiswa. Mungkin benar bila seseorang disebut mahasiswa apabila telah menyelesaikan proses belajar disekolah selama 12 tahun dan melanjutkan proses belajar tersebut di perguruan tinggi. Namun, hal itu tidak cukup membuktikan seseorang adalah mahasiswa. Buktinya masih banyak mahasiswa yang tidak tahu tujuan hidupnya.  Mahasiswa yang sesungguhnya memiliki pola pikir yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Mereka mahasiswa memiliki pemikiran dewasa untuk masa depannya. Tidak ada lagi kata main-main karena ini menyangkut masa depannya nanti. Menjadi mahasiswa berarti  menjadi mandiri. Mandiri dalam tugas-tugasnya, mandiri dalam kehidupan sehari-harinya dan mandiri dalam menyelesaikan setiap masalah dalam hidupnya. Berhenti mengeluh terus berusaha dan kreatif. Menurut saya hal itu yang cukup menggambarkan seorang mahasiswa yang sesungguhnya. Maksud saya dari kalimat itu adalah mahasiswa akan  belajar menjadi  seorang yang dewasa yang mampu bertanggung jawab dan mampu menghadapi resiko yang akan mereka tempuh nanti. Mereka akan berpikir jernih dan  mencari banyak jalan keluar yang terbaik untuk dirinya, belajar dan terus berusaha menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.
                Pada awal saya kuliah, saya tidak memiliki tujuan. Tidak memikirkan apa yang akan saya lakukan setelah kuliah nanti. Saya kuliah hanya untuk menyenangkan hati orang tua saya karena saya tidak diterima di perguruan tinggi negeri dan malah  diterima di perguruan tinggi swasta. Saya memilih jurusan sistem komputer, jurusan yang sama sekali saya tidak kuasai. Saya memilih jurusan itu karena teman saya juga memilih jurusan tersebut. Mungkin ini suatu tindakan pasrah. Namun, saya berusaha untuk tidak mengeluh. Sebab apa yang telah saya pilih,saya pun harus siap untuk menjalaninya.
                Berikut ini adalah program diri saya selama 8 semester ini, yaitu :
1. Pada semester pertama dan kedua ini, saya akan belajar untuk lebih mengenal komputer dengan perangkat-perangkatnya, sehingga saya tidak menjadi orang yang gaptek lagi. Lalu saya akan berusaha mendapatkan ipk yang baik pada semester ini. saya juga akan mengikuti organisasi pada semester kedua   agar saya mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan teman.
2. Pada semester ketiga dan keempat, saya akan mendapatkan ipk yang lebih baik lagi. Dan saya akan berusaha menyeimbangkan antara kuliah dan lain-lain. Saya juga akan mengikuti tes menjadi asisten dosen, dan mencari-cari beasiswa.
3. Pada semester kelima dan keenam yang saya ingin lakukan masih sama seperti semester dua dan tiga yaitu berusaha mendapatkan ipk yang  baik dan belajar dengan sungguh-sungguh.
4. Pada semester ketujuh dan kedelapan. Saya akan membuat skripsi dan langsung dapat diterima. Dan pada semester kedelapan saya akan diwisuda dan lulus, mendapatkan ijazah.
                Dengan memprogram diri, kita memiliki banyak keuntungan, diantaranya :
·         Dengan memprogram diri, hidup kita akan lebih teratur dibandingkan sebelumnya.
Setelah kita belajar memprogram diri, semua hal dalam hidup kita telah kita rencanakan dan telah terprogram dengan baik. Jadwal-jadwal tersebut akan kita lakukan dan pastinya kita telah memiliki langkah-langkah untuk mencapai target yang kita inginkan.
·         Dengan memprogram diri, hidup kita memiliki tujuan.
Tujuan adalah target yang kita inginkan. Namun apabila kita tidak memiliki tujuan dalam hidup kita maka hidup kita pun akan membosankan dan tak ada semangat. Jadi,  dengan memprogram diri maka kita dapat menentukan tujuan hidup.
·         Dengan memprogram diri, hidup akan penuh semangat.
Sebuah semangat akan menghasilkan energi positif yang akan membawa kita menuju target yang selama ini kita inginkan. Maka dari itu, seseorang yang memiliki tujuan akan terus mengejar apa yang diinginkannya dengan penuh semangat.
·         Dengan memprogram diri, hidup kita tak akan mudah menyerah.
Bila kita memiliki sebuah target dalam hidup kita, kita tak akan mudah menyerah sebelum target itu tercapai. Kita selalu berpikiran positif dan terus berusaha. Sehingga setelah terget tersebut dapat kita dapatkan, rasa kepuasan dan bangga pun mampu mengalahkan rasa lelah dalam diri kita.
·         Dengan memprogram diri, hidup kita akan lebih tenang.
Setelah kita memprogram diri, hidup kita pasti lebih tenang karena kita telah memiliki langkah-langkah untuk meraih apa yang kita inginkan. Sedangkan apabila kita belum memiliki tujuan, tentunya kita pasti bingung dan tidak tahu harus berbuat apa untuk masa depan kita nanti. Pada akhirnya kita pasti menyesal.
                Memprogram diri ternyata memiliki banyak keuntungan untuk hidup kita. Hal ini tidak akan menimbulkan kerugian untuk diri kita. Malahan dengan  memprogram diri, kita  akan berbuah baik untuk masa depan. Maka dari itu, mulailah program diri kita dari sekarang.
                Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk memprogram dirinya. Berikut ini adalah cara memprogram diri yang baik:
1.                   Mengubah pola pikir
2.                   Berpikiran positif
3.                   Disiplin
4.                   Visioner
5.                   Mengembangkan diri

1.       MEGUBAH POLA PIKIR
Untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan biasanya harus sesuai dengan pola pikir dan alam bawah sadar kita .tanpa ada perubahan pola pikir yang mendalam maka sulit bagi seseorang untuk memprogram dirinya menjadi lebih baik. Di karenakan dengan mengubah pola pikirnya yang lebih dewasa dan bijak seseorang akan mudah merubah kemauannya dalam menjalankan tugasnya dan kewajibannya dengan senang hati , dan mereka juga harus mengubah pikiran alam bawah sadarnya menjadi sesuatu tujuan yang ingin mereka capai.

Menurut saya contoh dari mengubah pola pikir, misalkan ada anak perempuan bernama mita ingin membantu ibunya di toko esok pagi, kemudian ada teman mita bernama selly mengajak mita untuk pergi berenang esok pagi juga. Pada akhirnya mita mau ikut dengan selly untuk pergi berenang hanya untuk bermain-main saja bukan membantu ibunya.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa mita tidak memiliki pola pikir yang baik mengenai ia akan membantu ibunya tetapi ia ikut berenang bersama temannya selly hanya untuk bermain-main saja. Apakah berenang lebih penting dibandingkan membantu ibunya di toko ?  Seharusnya membantu ibu terlebih dahulu karena tugas seorang anak selain belajar adalah membantu orang tua. Jadi soal berenang itu bisa kapan saja di lakukan. Dengan kata lain dengan membantu ibunya terlebih dahulu dia sudah bisa memprogram diri sendiri.
Mengubah pola pikir merupakan hal yang tidak mudah. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah melekat pada diri kita dan sulit sekali untuk dihilangkan. Namun, hal tersebut dapat diubah. Asalkan ada kemauan dan keberanian dalam diri kita. Seperti kisah berikut ini:
Ketika teman saya sedang melewati gajah, ia tiba-tiba berhenti, bingung dengan  makhluk-makhluk besar yang diikat oleh tali kecil pada kaki depan mereka. Gajah tidak rantai, juga tidak dikandang. Sudah jelas gajah bisa melepaskan diri kapan saja dari tali yang mengikat gajah tersebut. Teman saya bertanya ke pelatih yang ada didekatnya, kenapa hewan-hewan besar (gajah) itu tidak berusaha melarikan diri, padahal itu adalah sangat mudah untuk gajahlakukan. “Yah,” kata pelatih gajah, “ketika gajah-gajah itu masih sangat muda dan jauh lebih kecil, kami mengikat gajah tersebut menggunakan tali ukuran kecil yang pada usia saat itu cukup untuk menahan gajah tersebut. Ketika gajah-gajah itu tumbuh, gajah-gajah itu dikondisikan untuk percaya bahwa gajahtersebut tidak dapat melepaskan diri dari ikatan itu. Gajahitu percaya bahwa tali yang kecil itu masih bisa menahan mereka, sehingga gajah-gajah tersebut tidak pernah mencoba membebaskan diri. Teman saya kagum. Gajah ini bisa setiap saat melepaskan diri dari ikatan mereka tetapi karena mereka percaya bahwa mereka tidak bisa, mereka berdiam diri. Gajahtersebut terjebak dengan apa yang mereka percayai. Seperti gajah, berapa banyak dari kita menjalani hidup tergantung pada keyakinan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, hanya karena kita gagal sekali sebelumnya? Kita telah tumbuh lebih dewasa, paling tidak telah bertambah usia dan pengalaman hidup. Jadi mari kita coba ulangi apa yang kita takut karenanya, bukan untuk gagal lagi, tetapi untuk menutup ketakutan dengan keberhasilan. Gagal meyakinkan diri untuk mencoba lagi, adalah kegagalan yang sesungguhnya.
Tips merubah pola pikir
Oleh karena masih mungkin berubah, berikut adalah beberapa tips untuk merubah pola pikir. Pertama, tidak perlu takut bila Anda bersentuhan dengan arus pikiran lain. Apakah itu arus pikiran berbahaya- Anda tidak perlu takut. Singkirkankalah sikap demikian. Bila perlu, bacalah buku yang Anda anggap berbahaya. Bahkan Anda tidak perlu takut membaca buku tentang Setan. Mengenal musuh lebih baik dari pada tidak mengenalnya sama sekali.
Kedua, usahakanlah untuk tidak menolak informasi yang bertentangan dengan keyakinan Anda. Bila selama ini Anda hanya menerima informasi sesuai dengan keyakinan Anda, terimalah informasi baru sekalipun itu bertentangan dengan keyakinan Anda. Pelajarilah informasi itu baik-baik sebelum Anda menerima atau menolaknya. Bila jutaan bahkan miliran manusia menerima informasi tertentu dan itu telah merubah pola pikir mereka, informasi tersebut pantas dipelajari.
Ketiga, bacalah buku-buku terpenting yang telah ditulis di sepanjang sejarah. Begitu banyak buku penting yang ditulis oleh penulis-penulis hebat. Banyak buku yang telah merubah umat manusia termasuk Kitab Suci. Belilah buku-buku itu sesuai dengan kemampuan keuangan Anda. Tidak usah Anda takut membaca Kitab Suci apapun sekalipun isi Kitab itu berbeda dengan keyakinan Anda. Tuhan Yang Maha Esa akan menuntun Anda ke jalan yang benar dan mengingatkan Anda akan jalan yang salah melalui kebenaran yang pernah Anda baca.
Keempat, bergaullah dengan orang-orang yang arus pemikirannya berseberangan dengan Anda. Kita cenderung bergaul dengan orang-orang yang sepaham, sealiran, atau yang status sosialnya atau hobbinya sama dengan kita. Bergaullah dengan orang-orang yang berbeda dengan Anda dan dengan orang yang berbeda keyakinan dengan Anda. Perhatikanlah bagaimana mereka hidup; apa yang mereka yakini dan bagaimana mereka bertindak. Umumnya, pikiran dan tindakan mereka muncul dari keyakinan mereka juga.
Pola Pikir Tidak Mudah Berubah
Kelima, peganglah prinsip bahwa pola pikir tidak mudah berubah. Anda bisa membaca buku apa saja, mendapatkan inspirasi atau menerima informasi terbaik sekalipun atau bergaul dengan orang yang saleh dengan keyakinan yang berbeda dengan Anda, tetapi belum tentu itu akan merubah pola pikir Anda. Perubahan pola pikir ke pola yang lebih baik merupakan karya dari Tuhan Yang Maha Esa. Sekalipun Anda dikelilingi begitu banyak informasi yang telah merubah hidup orang lain atau bersahabat dengan orang-orang yang bijak sekalipun- pola pikir Anda belum tentu berubah. Perubahan pola pikir tidak selalu terjadi seketika.
Keenam, siap-siaplah bila pola pikir Anda berubah. Bila Anda menerima infomasi yang telah merubah pola pikir orang lain, pola pikir Anda juga mungkin berubah. Bila pola pikir Anda berubah, Anda mungkin dibenci orang lain. Orang-orang yang paling dekat dengan Anda bisa menjadi orang pertama yang membenci Anda. Teman-teman dekat Anda mungkin akan menjauhi bahkan mengucilkan Anda, tetapi Anda tidak perlu takut sebab hal ini merupakan resiko-resiko yang mungkin diterima oleh seorang yang hidupnya berubah.
Ketujuh, bila Anda sudah memegang teguh pola pikir yang kuat, ujilah pola pikir itu. Penting menguji pola pikir yang kita rasa sudah cukup tangguh, yang membuat hati Anda damai, sejahtera dan semangat untuk menjalani hidup dengan segala kesulitannya dan membuat Anda memiliki pengharapan yang teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pola pikir bisa merupakan turunan dari sebuah sistem pemikiran yang lebih besar. Pelajarilah apakah ada konsitensi antara prinsip yang satu dan yang lain dalam sistem itu. Perhatikan juga apakah itu juga terjadi pada hidup Anda dan apakah tindakan Anda sinkron dengan pola pikir Anda.
Kedelapan, teruslah mendalami pola pikir yang sudah Anda temukan.Teruslah belajar bila Anda sudah menemukan pola pikir yang kuat. Pola pikir yang tangguh tidak memberi ruang untuk berhenti bereksplorasi menemukan prinsip-prinsip hidup yang paling dalam. Begitu banyak rahasia-rahasia hidup yang mungkin belum ditemukan. Usahakanlah untuk tidak merasa puas dengan apa yang telah Anda capai. Hati-hati jugalah agar Anda tidak sombong sekalipun Anda sudah memiliki pola pikir yang kokoh. Bila Anda sombong, Anda sudah pasti belum menemukan pola pikir yang tangguh.
Kesembilan, bagi-bagikanlah pola pikir yang telah Anda terima bila Anda telah mengalami ketangguhannya. Pola pikir yang hebat tidak layak disembunyikan dari publik. Setiap orang berhak mendengarkannya. Anda perlu bahkan harus membagi-bagikannya kepada orang lain. Tunjukkanlah itu dengan berbagai cara terutama dengan saling menolong dalam keadaan bagaimanapun. Teruslah membagi-bagikannya kepada orang lain sekalipun Anda tidak selalu bisa sempurna bertindak sesuai dengan pola pikir yang tangguh itu. Siapa tahu orang lain juga menemukan apa yang telah Anda temukan.


2.       BERPIKIRAN POSITIF
Berpikiran positif merupakan sesuatu hal yang penting dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban. orang yang tidak berpikiran positif atau berputus asa dalam melakukan tugasnya maka orang tersebut di anggap gagal memprogram dirinya menjadi lebih baik, sehingga mereka termasuk orang yang kurang beruntung dalam menghadapi permasalahan hidupnya. dalam memprogram diri untuk menjadi lebih baik ,perlu adanya sikap optimis yang berasal dari berpikiran positif .
Seseorang akan dapat merubah dunia ini jika ia mampu mengubah dirinya sendiri. Untuk dapat menciptakan budaya yang sehat dan positif di dalam lingkungan sekitar kita, maka diri kita juga dituntut untuk bersikap lebih positif. Jadi setiap perubahan mestinya dimulai dari dalam diri kita sendiri, dan yang pertama kali harus diubah adalah pola berpikir kita. Sikap dan pola berpikir sangat erat kaitannya.
Dr. William James, Father of America psychology, mengatakan : "We can alter our lives by altering our altitudes – Manusia dapat mengubah kehidupannya dengan mengubah sikap dan cara berpikirnya." Orang yang terbiasa berpikir positif selalu menemukan solusi-solusi cerdas. Sebab pikiranyang positif dapat bekerja secara sederhana, mencari ide dan segala kemungkinan untuk berhasil.
Contohnya tentang sebuah kisah antara seorang ayah dan anak :
Suatu hari sang ayah sengaja membawa pekerjaan kantor ke rumah supaya semua tugas pekerjaan dapat segera dituntaskan. Tetapi sesampainya di rumah, anaknya merengek terus mengajaknya bermain. Sang ayah keberatan memenuhi permintaan anaknya, maka dicarilah akal supaya anaknya diam dan ia mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan pekaerjaannya.
Pada saat itu, ia melihat sebuah majalah yang memuat peta dunia. Muncullah ide untuk menggunting peta dunia tersebut menjadi beberapa bagian. Setelah itu, sang ayah memberikan potongan-potongan peta dunia itu kepada anaknya seraya berkata, “Nak, kalau kamu sudah selesai menyatukan potongan-potongan kertas ini, maka ayah akan menemanimu bermain.”
Sang ayah berpikir bahwa pekerjaan menyatukan potongan peta dunia itu akan sulit sekali dan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Sehingga ia dapat leluasa menggunakan jeda waktu tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tetapi tidak lama kemudian, sekitar 5 menit, sang anak sudah kembali kepada ayahnya sambil memberikan potongan-potongan peta dunia yang telah disatukan. Sang ayah tercengang, “Hah, mana mungkin anak sekecil ini sudah tahu dimana letak America, Afrika. Dan Eropa, Aneh sekali?” Karena potongan peta itu benar-benar terletak pas pada posisi yang seharusnya. Maka dengan penuh keheranan sang ayah bertanya kepada anaknya : “Bagaimana kamu bisa melakukannya ?” Keheranan sang ayah terjawab, tatkala anak itu berkata, “Tidak sulit, Ayah, menggabungkan potongan-potongan kertas itu. Karena dibalik gambar peta itu ada gambar kepala manusia. Jadi saya benarkan saja kepala manusianya, makabenarlah gambar dunia ini.”
Anak kecil itu sanggup menyelesaikan soal yang sulit sebab ia berpikir secara sederhana saja. Tidak ada prasangka, keinginan untuk dipuji, kebencian dan pikiran negatif lain yang mempengaruhi anak tersebut. Ternyata begitu mudah menemukan solusi cerdas yang mempermudah kehidupan kita dengan berpikir positif. Jadi apa salahnya kita menerima setiap kenyataan apa adanya, dan memandang sisi positif untuk menemukan solusi cerdas berikutnya. Tanyakan pula, apa ruginya berpikir positif, dan apa untungnya selalu berpikir negatif?
Sama sekali tidak ada keuntungan bila kita hanya memikirkan sisi negatif dari setiap kenyataan yang harus kita terima. Yang ada hanyalah belenggu, yang menyebabkan kita tidak tenang bekerja dan menghambat kemajuan. Dengan berpikir positif maka kita akan menemukan banyak sekali jalan keluar. Sebaliknya, bila kita berpikir negatif maka kita akan selalu menemukan halangan. John Wooden, mantan pelatih basket UCLA, menegaskan, “Segalanya
3.       DISIPLIN
Disiplin sangat di butuhkan untuk memprogram diri agar dapat tepat waktu dalam menyelesaikan tugas . tanpa disiplin maka sia sia seseorang yang telah menjadwalkan tugasnya tetapi dia tidak mengerjakannya. Dan disiplin juga dapat mempertahankan komitmen yang ada dalam mengerjakan tugas sehingga tujuan kesuksesan tercapai dengan baik
4.       VISIONER
Visioner adalah orang yang memikirkan masa depan , dan rencana yang di buat sekarang untuk mencapai kesuksesan . orang yang memprogram dirinya tentu orang yang visioner karena dengan adanya tujuan di masa depan maka di butuhkan misi misi yang perlu di capai sehingga orang tersebut menjalankannnya dengan 3 komponen yang penting di atas yaitu merubah pola pikir, disiplin, berpikir positif
5.       MENGEMBANGKAN DIRI
Maksud dari mengembangkan diri adalah mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan dengan cara sendiri atau mandiri.orang yang memprogram diri tentu dia membutuhkan ilmu untuk menyelesaikan masalahnya . Oleh sebab itu untuk menjadi orang yang memprogram diri perlu ada pengetahuan yang dia cari secara inisiatif sesuai kebutuhannya.
               

Sumber:
























 

Jumat, 21 Oktober 2011

Paper 2.

Paper 2

Shift Paradigm

Nama : Isti Hana Fatimah 
Npm : 28111180
Kelas : 1KB01

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2011

Shift Paradigm ( Pola Pikir )

Pada tahun 1962, Thomas Kuhn menulis Struktur Revolusi Ilmiah, dan ayah, didefinisikan dan mempopulerkan konsep “pergeseran paradigma” (hal.10). Kuhn berpendapat bahwa kemajuan ilmiah tidak evolusioner, melainkan adalah “serangkaian selingan damai diselingi oleh intelektual revolusi kekerasan”, dan dalam revolusi “satu pandangan dunia konseptual digantikan oleh yang lain”.
Pikirkan Pergeseran Paradigma sebagai perubahan dari satu cara berpikir yang lain. Ini sebuah revolusi, suatu transformasi, semacam metamorfosis. Hanya saja tidak terjadi, tapi lebih didorong oleh agen perubahan.
Sebagai contoh, pertanian mengubah masyarakat primitif awal. Indian primitif ada selama berabad-abad jelajah bumi terus berburu dan mengumpulkan makanan musiman dan air. Namun, pada tahun 2000 SM, Amerika Tengah adalah pemandangan desa yang sangat kecil, masing-masing dikelilingi oleh ladang jagung merata dan sayuran lainnya.
Agen perubahan membantu menciptakan pergeseran paradigma-teori ilmiah yang bergerak dari sistem Ptolemeus (bumi di pusat alam semesta) ke sistem Copernican (matahari di pusat alam semesta), dan bergerak dari fisika Newton ke Relativitas dan Quantum fisika. Kedua gerakan akhirnya mengubah pandangan dunia. Transformasi-transformasi ini adalah bertahap sebagai keyakinan lama digantikan oleh paradigma baru menciptakan “suatu gestalt baru” (hal. 112).
Science and paradigm shift (Sains dan pergeseran paradigma)
Sebuah tafsir umum dari paradigma adalah keyakinan bahwa penemuan pergeseran paradigma dan sifat dinamis ilmu pengetahuan (dengan banyak kesempatan untuk penilaian subjektif oleh para ilmuwan) adalah kasus untuk relativisme: [2] pandangan bahwa semua jenis sistem kepercayaan yang sama . Kuhn menolak keras interpretasi dan menyatakan bahwa ketika sebuah paradigma ilmiah diganti dengan yang baru, walaupun melalui proses sosial yang kompleks, yang baru selalu lebih baik, tidak hanya berbeda.
Klaim-klaim relativisme, bagaimanapun, terkait dengan yang lain mengklaim bahwa Kuhn tidak setidaknya agak mendukung: bahwa teori-teori bahasa dan paradigma yang berbeda tidak dapat diterjemahkan ke dalam satu sama lain atau rasional dievaluasi terhadap satu sama lain – bahwa mereka tidak dapat dibandingkan. Hal ini melahirkan banyak pembicaraan masyarakat dan budaya yang berbeda memiliki pandangan dunia secara radikal berbeda atau skema konseptual – begitu berbeda bahwa apakah atau tidak seorang pun lebih baik, mereka tidak bisa dimengerti oleh satu sama lain. Namun, filsuf Donald Davidson menerbitkan sebuah esai yang sangat dihormati pada tahun 1974, “Pada Ide Sangat dari sebuah Skema Konseptual,” dengan alasan bahwa gagasan bahwa setiap bahasa atau teori bisa dapat dibandingkan dengan satu sama lain itu sendiri tidak koheren. Jika ini benar, klaim Kuhn harus diambil dalam arti lebih lemah dari mereka sering. Selanjutnya, analisis memegang Kuhnian pada ilmu sosial telah lama renggang dengan aplikasi luas multi-paradigmatik pendekatan untuk memahami perilaku manusia yang kompleks (lihat misalnya Yohanes Hassard, Sosiologi dan Teori Organisasi. Positivisme, Paradigma dan Postmodernitas. Cambridge University Press 1993..)
Pergeseran paradigma cenderung menjadi yang paling dramatis dalam ilmu-ilmu yang tampaknya stabil dan matang, seperti dalam fisika di akhir abad ke-19. Pada saat itu, fisika tampaknya disiplin mengisi beberapa rincian terakhir dari sebuah sistem yang sebagian besar bekerja-keluar. Pada tahun 1900, Lord Kelvin terkenal menyatakan, “Tidak ada yang baru harus ditemukan dalam fisika sekarang Semua yang tersisa adalah pengukuran yang lebih dan lebih tepat..” Lima tahun kemudian, Albert Einstein menerbitkan kertas pada relativitas khusus, yang menantang set sangat sederhana aturan yang ditetapkan oleh mekanika Newton, yang telah digunakan untuk menggambarkan gaya dan gerak selama lebih dari dua ratus tahun.
Dalam Struktur Scientific Revolutions, Kuhn menulis, “transisi dari satu paradigma Berturutan ke yang lain melalui revolusi adalah pola perkembangan yang biasa ilmu pengetahuan dewasa.” (Hal. 12) gagasan Kuhn itu sendiri revolusioner dalam waktu, karena menyebabkan perubahan besar dalam cara yang akademisi berbicara tentang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa itu disebabkan atau itu sendiri bagian dari “pergeseran paradigma” dalam sejarah dan sosiologi ilmu pengetahuan. Namun, Kuhn tidak akan mengenali seperti pergeseran paradigma. Berada di ilmu sosial, orang masih bisa menggunakan ide-ide sebelumnya untuk membahas sejarah ilmu pengetahuan.
Filsuf dan sejarawan ilmu pengetahuan, termasuk Kuhn sendiri, akhirnya diterima versi modifikasi dari model Kuhn, yang mensintesis tampilan asli dengan model gradualis yang mendahuluinya. Model asli Kuhn sekarang umumnya dipandang sebagai terlalu terbatas.
Contoh pergeseran paradigma dalam ilmu alam
Beberapa “kasus klasik” ​​dari pergeseran paradigma dalam ilmu Kuhnian adalah:
• Transisi dalam kosmologi dari kosmologi Ptolemeus untuk satu Copernican.
• Transisi di optik geometris dari optik ke optik fisik.
• Transisi dalam mekanika dari mekanika Aristotelian untuk mekanika klasik.
• Penerimaan dari teori biogenesis, bahwa semua kehidupan berasal dari kehidupan, yang bertentangan dengan teori generasi spontan, yang dimulai pada abad ke-17 dan tidak selesai sampai abad ke-19 dengan Pasteur.
• Penerimaan dari karya Andreas Vesalius, yang karyanya De Humani Corporis fabrica mengoreksi banyak kesalahan dalam sistem yang sebelumnya dipegang dibuat oleh Galen.
• Penerimaan Non-Euclidean geometri sebagai sama-sama berlaku dengan geometri Euclidean.
• Transisi antara elektromagnetik Maxwell pandangan dunia dan pandangan dunia relativistik Einstein.
• Transisi antara pandangan dunia Newtonian dan pandangan dunia fisika relativistik Einstein.
• Pengembangan Mekanika kuantum, yang merumuskan kembali Mekanika klasik.
• Penerimaan dari Lempeng tektonik sebagai penjelasan untuk skala besar perubahan geologi.
• Pengembangan mutlak kencan
• Penerimaan dari teori Lavoisier reaksi kimia dan pembakaran di tempat teori phlogiston, yang dikenal sebagai Revolusi Kimia.
• Penerimaan dari pewarisan Mendel, sebagai lawan pangenesis di awal abad 20
Contoh pergeseran paradigma dalam ilmu sosial
Dalam pandangan Kuhn, keberadaan paradigma memerintah tunggal adalah karakteristik dari ilmu pengetahuan, sementara filsafat dan banyak ilmu sosial yang ditandai dengan [3] “tradisi klaim, counterclaims, dan perdebatan lebih fundamental.” Orang lain telah menerapkan konsep Kuhn tentang pergeseran paradigma dalam ilmu sosial.
• Gerakan, yang dikenal sebagai revolusi kognitif, jauh dari pendekatan behavioris untuk mempelajari psikologis dan penerimaan kognisi sebagai pusat untuk mempelajari perilaku manusia.
• Revolusi Keynesian adalah biasanya dipandang sebagai pergeseran besar dalam makroekonomi [4] Menurut John Kenneth Galbraith., Hukum Say didominasi ekonomi berpikir sebelum Keynes untuk lebih dari satu abad, dan pergeseran ke Keynesianisme sulit. Ekonom yang bertentangan dengan hukum, yang disimpulkan bahwa pengangguran dan rendahnya investasi (ditambah dengan oversaving) yang hampir mustahil, berisiko kehilangan karir mereka [5] Dalam magnum opus-nya, Keynes dikutip salah seorang pendahulunya, JA Hobson, [6] yang berulang kali. menyangkal posisi di universitas untuk teori bid’ahnya.
• Kemudian, gerakan untuk monetarisme lebih dari Keynesianisme menandai pergeseran memecah belah kedua. Monetaris berpendapat bahwa kebijakan fiskal tidak efektif untuk menstabilkan inflasi, bahwa itu adalah semata-mata merupakan fenomena moneter, berbeda dengan pandangan Keynesian saat itu adalah bahwa kebijakan baik fiskal dan moneter sangat penting. Keynesian kemudian diadopsi banyak pandangan monetaris dari teori kuantitas uang dan pergeseran kurva Philips, teori mereka awalnya menolak [7].
[Sunting] Sebagai pemasaran berbicara
Di bagian akhir tahun 1990-an, muncul ‘pergeseran paradigma’ sebagai sebuah kata kunci, yang dipopulerkan sebagai pemasaran berbicara dan muncul lebih sering di cetak dan publikasi [8] Dalam bukunya, Pikiran kejanggalan itu., Penulis menyarankan pembaca Larry Trask untuk menahan diri dari menggunakan , dan untuk menggunakan hati saat membaca apapun yang mengandung frase. Hal ini disebut dalam beberapa artikel dan buku [9] [10] sebagai disalahgunakan dan digunakan secara berlebihan ke titik menjadi berarti.
[Sunting] Kegunaan lain
The “pergeseran paradigma” istilah telah menemukan menggunakan dalam konteks lain, mewakili gagasan perubahan besar dalam pola pikir-tertentu – perubahan radikal dalam keyakinan pribadi, sistem yang kompleks atau organisasi, menggantikan cara berpikir mantan atau mengorganisir dengan radikal yang berbeda cara berpikir atau mengatur:
• Handa, ML, seorang profesor sosiologi dalam pendidikan di Oise Universitas Toronto, Kanada, mengembangkan konsep paradigma dalam konteks ilmu sosial. Dia mendefinisikan apa yang dia maksud dengan “paradigma” dan memperkenalkan gagasan “paradigma sosial”. Selain itu, ia mengidentifikasi komponen dasar dari setiap paradigma sosial. Seperti Kuhn, ia membahas masalah perubahan paradigma, proses dikenal sebagai “pergeseran paradigma.” Dalam hal ini, ia berfokus pada keadaan sosial yang memicu pergeseran tersebut. Relatedly, dia membahas bagaimana pergeseran yang mempengaruhi lembaga-lembaga sosial, termasuk lembaga pendidikan. [Kutipan diperlukan]
• Konsep ini telah dikembangkan untuk teknologi dan ekonomi dalam identifikasi baru tekno-ekonomi sebagai perubahan paradigma dalam sistem teknologi yang memiliki pengaruh besar pada perilaku seluruh perekonomian (Carlota Perez; karya sebelumnya hanya pada paradigma teknologi oleh Giovanni Dosi) . Konsep ini dikaitkan dengan ide Schumpeter penghancuran kreatif. Contohnya termasuk pindah ke produksi massal, dan pengenalan mikroelektronika. [Kutipan diperlukan]
• Di arena ilmu politik, konsep tersebut telah diterapkan pada etos perang. Biologi evolusi Tangan Judith, dalam sebuah makalah berjudul “Untuk Memusnahkan Perang,” berpendapat bahwa pergeseran paradigma mungkin dari etos global yang beroperasi pada asumsi bahwa perang merupakan aspek yang tak terelakkan dari sifat manusia untuk suatu etos global yang menolak perang dalam keadaan apapun.
• Dua foto Bumi dari ruang angkasa, “Earthrise” (1968) dan “The Blue Marble” (1972), diperkirakan telah membantu untuk mengantarkan dalam gerakan lingkungan yang menjadi terkenal besar di tahun-tahun segera setelah distribusi gambar-gambar.

            Setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda. Pola pikir adalah gabungan dari dua buah kata yaitu “pola” dan “pikir”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pola sendiri memilki definisi system atau cara kerja,  pikir memiliki definisi akal atau ingatan. Sedangkan, akal atau ingatan berasal dari otak. Jadi, bila kedua kata tersebut digabungkan dapat bermakna sebuah system atau cara kerja yang diatur oleh otak kemudian disimpan oleh otak dan disebarkan ke seluruh tubuh sebagai acuan dalam bertindak dan sebagai pembentukan karakter. Karena otak ada sistem saraf dan system saraf adalah pusat pengendalian pergerakan tubuh.
Seseorang akan dapat merubah dunia ini jika ia mampu mengubah dirinya sendiri. Untuk dapat menciptakan budaya yang sehat dan positif di dalam lingkungan sekitar kita, maka diri kita juga dituntut untuk bersikap lebih positif. Jadi setiap perubahan mestinya dimulai dari dalam diri kita sendiri, dan yang pertama kali harus diubah adalah pola berpikir kita. Sikap dan pola berpikir sangat erat kaitannya.

Dr. William James, Father of America psychology, mengatakan : "We can alter our lives by altering our altitudes – Manusia dapat mengubah kehidupannya dengan mengubah sikap dan cara berpikirnya." Orang yang terbiasa berpikir positif selalu menemukan solusi-solusi cerdas. Sebab pikiranyang positif dapat bekerja secara sederhana, mencari ide dan segala kemungkinan untuk berhasil.

Contohnya tentang sebuah kisah antara seorang ayah dan anak :
Suatu hari sang ayah sengaja membawa pekerjaan kantor ke rumah supaya semua tugas pekerjaan dapat segera dituntaskan. Tetapi sesampainya di rumah, anaknya merengek terus mengajaknya bermain. Sang ayah keberatan memenuhi permintaan anaknya, maka dicarilah akal supaya anaknya diam dan ia mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan pekaerjaannya.

Pada saat itu, ia melihat sebuah majalah yang memuat peta dunia. Muncullah ide untuk menggunting peta dunia tersebut menjadi beberapa bagian. Setelah itu, sang ayah memberikan potongan-potongan peta dunia itu kepada anaknya seraya berkata, “Nak, kalau kamu sudah selesai menyatukan potongan-potongan kertas ini, maka ayah akan menemanimu bermain.”

Sang ayah berpikir bahwa pekerjaan menyatukan potongan peta dunia itu akan sulit sekali dan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Sehingga ia dapat leluasa menggunakan jeda waktu tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Tetapi tidak lama kemudian, sekitar 5 menit, sang anak sudah kembali kepada ayahnya sambil memberikan potongan-potongan peta dunia yang telah disatukan. Sang ayah tercengang, “Hah, mana mungkin anak sekecil ini sudah tahu dimana letak America, Afrika. Dan Eropa, Aneh sekali?” Karena potongan peta itu benar-benar terletak pas pada posisi yang seharusnya.

Maka dengan penuh keheranan sang ayah bertanya kepada anaknya : “Bagaimana kamu bisa melakukannya ?” Keheranan sang ayah terjawab, tatkala anak itu berkata, “Tidak sulit, Ayah, menggabungkan potongan-potongan kertas itu. Karena dibalik gambar peta itu ada gambar kepala manusia. Jadi saya benarkan saja kepala manusianya, makabenarlah gambar dunia ini.”

Anak kecil itu sanggup menyelesaikan soal yang sulit sebab ia berpikir secara sederhana saja. Tidak ada prasangka, keinginan untuk dipuji, kebencian dan pikiran negatif lain yang mempengaruhi anak tersebut. Ternyata begitu mudah menemukan solusi cerdas yang mempermudah kehidupan kita dengan berpikir positif. Jadi apa salahnya kita menerima setiap kenyataan apa adanya, dan memandang sisi positif untuk menemukan solusi cerdas berikutnya. Tanyakan pula, apa ruginya berpikir positif, dan apa untungnya selalu berpikir negatif?

Sama sekali tidak ada keuntungan bila kita hanya memikirkan sisi negatif dari setiap kenyataan yang harus kita terima. Yang ada hanyalah belenggu, yang menyebabkan kita tidak tenang bekerja dan menghambat kemajuan. Dengan berpikir positif maka kita akan menemukan banyak sekali jalan keluar. Sebaliknya, bila kita berpikir negatif maka kita akan selalu menemukan halangan. John Wooden, mantan pelatih basket UCLA, menegaskan, “Segalanya ternyata paling baik bagi orang-orang yang memetik manfaat dari bagaimana segalanya terjadi.
            Apapun kelainan yang dipunyai oleh seseorang, pada dasarnya mereka adalah sama seperti kebanyakan orang. Didalam tubuh mereka terdapat proses kimia yang sewaktu waktu dapat menjadi tidak seimbang sehingga perilaku mereka berubah. Neuro-transmittal mereka menjadi tidak seimbang sehingga membuat mereka menjadi tidak dapat mengendalikan diri, terobsesi, depresi, maniak dan labil. Seperti kebanyakan orang mereka dapat pula mengembangkan pola pikir/ persepsi yang dapat bermanfaat ataupun merugikan mereka sendiri. Untuk dapat membaca pola pikir seseorang, kita tidak selalu memerlukan bahasa verbal. Ada yang namanya bahasa perilaku. Tanpa disadari lingkungan sekitar kita dapat membentuk pola pikir negatif yang dapat merusak diri sendiri.

Seseorang dapat menjadi marah atau depresi karena berbagai macam faktor seperti faktor sosial, keadaan emosi, cara berkomunikasi, perilaku, melakukan diet dan minum suplemen / obat-obatan.

Pola berpikir seseorang biasanya mengikuti cara pola berpikir kebanyakan orang yaitu pola pikir mengejar perhargaan/ membela diri/ membuat alasan2/ mengucilkan diri, dll.

5 pola pikir untuk merajut masa depan yang lebih sempurna
Jarum jam terus berderak dan berdentang. Dan dalam laju perjalanan sejarah itu, kita semua diminta untuk bisa terus tumbuh dan berkembang. Tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang nan unggul. Berkembang menjadi manusia - manusia yang mulia nan bermartabat. Sebab pada akhirnya : bukankah kita semua diciptakan untuk “menjadi khalifah-khalifah terbaik di muka bumi”?
Pertanyaannya sekarang adalah : jikalau memang kita mesti menjadi manusia-manusia unggul nan mulia, lalu pola pikir terbaik apa yang mesti dicengkram untuk merajut masa depan yang indah nan tercerahkan? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya ingin mengajak Anda semua melakukan ziarah pada lima elemen pola pikir (minds) yang diyakini merupakan modal penting untuk membangun keunggulan.
Lima pola pikir ini sendiri sejatinya digagas oleh Howard Gardner melalui salah satu bukunya yang memikat bertajuk Five Minds for the Future. Gardner sendiri merupakan pakar psikologi yang dikenal luas karena dia-lah orang yang pertama kali memperkenalkan teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Melalui serangkaian riset yang ekstensif, Gardner menyimpulkan adanya lima jenis pola pikir yang akan memiliki peran makin penting dalam perjalanan sejarah masa depan.
five-minds-cover-resize.jpgPola pikir yang pertama adalah disciplined mind (pikiran terdisiplin) atau suatu perilaku kognisi yang mencirikan disiplin ilmu, ketrampilan, atau profesi tertentu. Seorang praktisi yang menekuni dunia bisnis dan manajemen misalnya, setidaknya mesti menguasai ilmu dan ketrampilan yang solid dalam bidang tersebut. Demikian pula, semua profesional lainnya – entah arsitek, ahli komputer, perancang grafis – harus menguasai jenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan kunci yang membuat mereka layak menjadi bagian dari profesi mereka masing-masing. Esensi dari pola pikir yang pertama ini adalah : untuk benar-benar menjadi manusia yang profesional, kita mestinya menguasai secara tuntas, komprehensif, mendalam dan terdisiplin satu bidang pengetahuan/ketrampilan tertentu.
Pola pikir yang kedua adalah : synthesizing mind (pikiran mensintesa). Atau juga pola untuk mencerap informasi dari beragam sumber, memahami, mensintesakannya, dan lalu meraciknya menjadi satu pengetahuan baru yang powerful. Kecakapan dalam melakukan sintesa ini tampaknya menjadi kian penting terutama ketika banjir informasi kian deras mengalir melalui beragam media : televisi, media cetak, dan dunia online. Dan sialnya, bongkahan informasi yang deras mengalir itu acap dipenuhi dengan informasi sampah (junk information). Tanpa kecapakan memilah dan mensintesakan beragam informasi itu, percayalah, kita bisa tergelincir dan tenggelam dalam lautan informasi. Information overload, demikian Alvin Toffler pernah menyebutnya beberapa tahun silam (lewat bukunya yang legendaris itu, The Third Wave).
Pola pikir yang ketiga adalah creating mind (pikiran mencipta). Pikiran ini menggedor kita untuk senantiasa merekahkan ide-ide baru, membentangkan pertanyaan-pertanyaan tak terduga, menghamparkan cara-cara berpikir baru, dan sekaligus memunculkan unexpected answers. Pola pikir inilah yang akan membawa kita masuk dalam wilayah-wilayah baru yang menjanjikan harapan dan peluang untuk direngkuh dan dimanfaatkan. Pola pikir inilah yang akan membuat kita mampu berpikir secara lateral (out of the box) dan bukan sekedar berpikir linear mengikuti jalur konvensional yang acap hanya akan membuat kita stagnan. Dan pola pikir inilah yang akan menemani kita untuk bergerak maju, progresif, demi terciptanya sejarah hidup yang positif dan bermakna (meaningful life).
Pola pikir berikutnya adalah respectful mind (pikiran merespek). Atau sebuah pola pikir untuk menyambut perbedaan pandangan dengan sukacita, dan bukan dengan sikap saling curiga. Sebuah pola pikir yang akan membuat kita terhindar dari anarki akibat pemaksaan kepentingan. Sebuah pola pikir yang senantiasa mengajak kita untuk merayakan keragaman pandangan dan sekaligus menghadirkan empati nan teduh bagi pendapat/pikiran orang lain – meski pendapat itu mungkin berbeda dengan yang kita hadirkan.
Dan pola pikir yang terakhir atau kelima yang juga amat dibutuhkan adalah ethical mind (pikiran etis). Inilah pola pikir yang terus membujuk kita untuk berikhtiar membangun kemuliaan dan keluhuran dalam kehidupan personal dan profesional kita. Sebab pada akhirnya, bagaimana mungkin kita akan menjadi “umat terbaik di muka bumi” jika keluhuran nilai-nilai etika kita penuh dengan debu, robek dan usang?
Demikianlah, lima pola pikir yang barangkali mesti selalu kita injeksikan dalam segenap ranah kognisi kita. Sebab dengan itulah, kita lalu bisa menyimpan sepenggal asa untuk membentangkan masa depan yang indah nan tercerahkan.
Mengintip 4 pola pikir orang sukses
Sukses tidak ditentukan oleh nasib

Nasib seseorang sangat dipengaruhi oleh semua tindakan yang dilakukannya. Tentu saja tindakan-tindakan itu dimotori oleh pola pikirnya. Menjadi orang sukses dan kaya atau menjadi orang gagal dan miskin bukanlah karena nasib, melainkan karena pola pikir dan tindakannya yang berakibat pada keadaan sekarang. Untuk menjadi sukses dan kaya, orang harus berkemauan keras dan berusaha secara konsisten dari waktu ke waktu. Untuk mencapai sukses yang besar, Anda harus meniru cara berpikir  dan cara kerja orang sukses, yaitu mulai dengan sukses-sukses kecil setiap waktu dan dilandasi banyak kemampuan yang akan mempermudah jalan menunju sukses dan kaya.

Sukses adalah suatu kebiasaan

Orang sukses menjadi sukses sebagai suatu kebiasaan yang harus dijalani. Baginya, sukses bukanlah suatu destinasi (tujuan akhir), melainkan suatu proses perjalanan. Setiap keputusan dan tindakan jitu yang Anda lakukan sudah merupakan sukses. Dalam perjalanan hidup sehari-hari, Anda akan banyak mendapatkan sukses-sukses yang terkumpul menjadi sukses besar. Sukses besar tidak dihasilkan hanya dari satu keputusan dan satu tindakan saja, melainkan merupakan akumulasi dari setiap sukses yang Anda peroleh sehari-hari. Dengan demikian, sukses adalah suatu kebiasaaan positif di dalam hidup seseorang.

Kegagalan adalah bagian dari sukses

Orang sukses memandang kegagalan yang dialaminya sebagai bagian dari kesuksesan, sehingga tidak seharusnya membuatnya jera dan menghalangi peluang sukses di masa yang akan datang. Kegagalan hanyalah suatu kesuksesan yang tertunda. Justru dengan suatu kegagalan yang dialaminya ia akan bertambah pengalaman, aman, dan bertambah matang. Ia bertambah gigih dan berhasil. Sebaliknya, orang gagal akan memadang pengalaman gagalnya sebagai suatu trauma yang membuatbnya jera dan takut untuk memulai lagi.
 
Orang sukses selalu berorentasi kepada solusi

Dalam hidup, orang yang tidak akan pernah lepas dari masalah. Orang sukses meyakini bahwa di bakluik suatu nmasalah pasti ada peluang dan solusinya. Pola pikir seperti inilah yang membuatnya tahan uji dan tak mudah menyetah. Sebalinya, otang gagal akan mendang adanya masalah di setiap solusi yang dibuat. Akibatnya, ia cenderung pesimistis dalam menanggapi setiap peluang,. Ia lebih memilih status quo yang dirasa paling aman baginya. Orang gagal biasanya takut nmebcobva. Baginya lebih baik berdiam diri daripada mencoba dan gagal.

Sumber :